Thursday, August 22, 2019

KAPITALISME & BENCANA KEMANUSIAN

Neraka kapitalisme bermula ketika orang Eropa menalukkan Amerika. Mereka membuka tambang emas dan perak serta mendirikan perkebunan tebu, tembakau dan kapas. Tambang dan perkebunan ini menjadi andalan produksi dan ekspor Amerika. Terutama perkebunan tebu.

Perkebunan tebu ini bisnis padat karya. Hanya sedikit orang yang mau bekerja lama di kebun-kebun tebu tempat malaria berkecamuk. Buruh kontrak akan menghasilkan barang yang tak terlalu mahal untuk dikonsumsi mahal. Para pemilik perkebunan dari Eropa, yang peka terhadap kekuatan pasar, dan serakah menginginkan laba dan pertumbuhan ekonomi, beralih ke budak.

Dari abad ke-16 sampai ke-17, sekitar 10 juta budak Afrika diimpor ke Amerika. Sekitar 70 persen bekerja di perkebunan tebu. Kondisi-kondisi perburuhan sungguh sangat mengerikan. Kebanyakan budak menjalani hidup yang singkat dan sengsara, dan jutaan lainnya mati dalam perang yang digelar untuk menangkap budak atau dalam perjalanan panjang dari pedalaman Afrika ke pesisir Amerika. Semua itu agar orang Eropa bisa menikmati teh manis dan permen - dan para cukong gula bisa menikmati laba besar.

Perdagangan budak tidak dikendalikan oleh negara, melainkan sebagai usaha ekonomi murni, dikelola dan dibiayai oleh pasar bebas sesuai hukum penawaran dan permintaan. Perusahaan swasta pedagang budak menjual saham di pasar saham Amsterdam, London, dan Paris. Orang-orang Eropa kelas menengah yang mencari-cari investasi yang bagus membeli saham perusahaan budak. Dengan uang hasil penjualan saham, perusahaan-perusahaan itu membeli kapal, menyewa pelaut dan perajurit, membeli budak di Afrika, dan mengakut budak ke Amerika. Di sana mereka menjual budak kepada pemilik perkebunan, menggunakan hasil perjalanan untuk membeli produk-produk perkebunan.

Itu juga yang terjadi di Indonesia, bagaimana aksi militer perseroan terbatas VOC yang dibiayai oleh kelas menengah Belanda yang terhormat, namun sama sekali tidak mempedulikan penderitaan penduduk Jawa dan Sumatera.

Kapitalisme jenis ini tidak bisa memastikan bahwa laba digunakan secara adil, atau dibagikan secara adil. Justru hasrat meningkatkan laba dan produksi membutakan orang terhadap apapun yang mungkin menghalangi mereka. Ketika pertumbuhan tanpa mempertimbangkan etis apa pun, bencana dapat dengan mudah terjadi. Kapitalisme telah membunuh jutaan orang akibat ketidakpedulian lingkungan kerja berpasangan dengan keserakahan. Para pialang dan penjual saham, dan para pengelola perdagangan budak nyaris tidak pernah memikirkan orang-orang Afrika itu. Dan para pemilik perkebunan hanya berpikir laba-rugi.

Abad ke-19 tidak membawa perbaikan bagi etika kapitalisme. Revolusi industri yang melanda Eropa memperkaya para bankir dan pemilik modal, namun menjerumuskan jutaan pekerja ke dalam kemiskinan parah.

Setelah 1908, dan terutama setelah 1945, keserakahan kapitalis agak tertahan, antara lain karena rasa takut pada komunisme. Namun ketidaksetaraan masih merajalela. Kue ekonomi tahun 2013 jauh lebih besar daripada kue tahun 1500, namun dibagikan secara tidak merata hingga banyak petani Afrika dan buruh Indonesia pulang setelah bekerja keras seharian dengan lebih sedikit makanan daripada leluhur mereka 500 tahun silam.

Apakah pertumbuhan ekonomi modern sebuah penipuan besar-besaran? Spesies manusia dan ekonomi global mungkin terus tumbuh, namun semakin banyak individu yang hidup dalam kelaparan dan kekurangan ...

Kapitalisme punya dua jawaban atas kritik itu. Pertama, kapitalisme telah menciptakan dunia yang tidak bisa dijalankan oleh siapa pun kecuali kapitalis. Satu-satunya untuk mengelola dunia secara berbeda adalah komunisme. Namun komunisme jauh lebih buruk dalam nyaris setiap segi yang terpikirkan sehingga tak seorang pun berselera mencobanya lagi. Kita mungkin tidak suka kapitalisme, namun kita tidak bisa hidup tanpanya.

Kedua, kita butuh lebih banyak kesabaran - surga, demikian kapitalis berjanji, sudah dekat. Benar, berbagai kesalahan telah dilakukan, misalnya perdagangan budak atlantik dan eksploitasi terhadap kelas pekerja Eropa. Namun kita telah mendapat pelajaran. Sabarlah sedekit sampai kue itu membesar, dan semua orang akan mendapat irisan yang lebih gemuk.

Memang ada kemajuan jika kita menggunakan kriteria yang sepenuhnya material. Misalnya harapan hidup, tingkat kematian anak, dan suplai kalori, standart kehidupan manusia rata-rata pada 2013 secara signifikan jauh lebih tinggi dibanding pada 1913, terlepas dari pertumbuhan eksponensial jumlah manusia.

Terakhir, pertanyaannya, bisakah kue ekonomi bertumbuh tanpa batas? Setiap kue membutuhkan bahan mentah dan energi. Para peramal kehancuran memperingatkan bahwa cepat atau lambat, manusia akan kehabisan bahan mentah dan energi di planet bumi. Jika ramalan itu benar, apa yang akan terjadi?
#Sapiens

@AOS

No comments:

Post a Comment