Thursday, August 22, 2019

Kebaikan dan Kejahatan

Gagasan tentang "Kejahatan" datang dari agama Dualistik. Mereka percaya bahwa keberadaan dua kekuatan yang bertentangan: kebaikan dan kejahatan. Dualisme mempercayai bahwa kejahatan adalah kekuatan mandiri, tidak diciptakan oleh Tuhan yang baik, ataupun tunduk kepada-Nya. Bahwa seluruh alam semesta adalah ajang pertempuran antara kedua kekuatan itu, bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia adalah bagian pergulatan keduanya.

Ketika muncul pertanyaan mendasar tentang eksistensi, "Mengapa ada kejahatan di dunia"?, "Mengapa ada penderitaan"?, "Mengapa hal-hal buruk terjadi kepada orang baik"? Para pengikut agama Monoteis sulit menjelaskan bagaimana Tuhan yang Maha Tahu, Maha kuasa dan Maha Baik membiarkan sedemikian banyak penderitaan di dunia. Jawaban pendek kemudian datang dari agama Dualisme bahwa itulah cara Tuhan memungkinkan adanya Kehendak Bebas Manusia. Bila tidak ada kejahatan, manusia tidak bisa memilih antara Kebaikan dan Kejahatan, sehingga tidak ada kehendak bebas. 

Tapi jawaban itu meninggalkan lubang-lubang pertanyaan baru, kehendak bebas memungkinkan manusia memilih kejahatan. Memang banyak yang memilih kejahatan, dan menurut keterangan Monoteisme standar, pilihan itu akan menyebabkan hukuman Tuhan dijatuhkan.

Tapi bila Tuhan tahu sejak awal bahwa seseorang akan menggunakan kehendak bebasnya untuk memilih kejahatan, dan sebagai akibatnya orang itu akan dihukum menderita di neraka, mengapa Tuhan menciptakan orang itu? Para penganut Monoteisme kesulitan menjawab pertanyaan "Kejahatan" ini.

Zoroaster adalah agama dualistik paling penting yang memandang dunia sebagai pertempuran kosmik antara Dewa Kebaikan Ahura Masda dan Dewa Kejahatan Angra Mainyu. Agama ini memberikan pengaruh besar nyaris kepada semua agama Timur tengah dan Asia setelahnya, dan mengilhami sejumlah agama dualis lain, seperti Gnotisisme dan Manikeisme.

@AOS

No comments:

Post a Comment