Thursday, August 22, 2019

Kemerdekaan, Hak, dan Kesetaraan Hanya Imajinasi

Menurut sains biologi, manusia tidak "diciptakan". Manusia berevolusi. Dan manusia jelas tidak berevolusi sehingga menjadi setara. Gagasan kesetaraan terjalin erat dengan gagasan penciptaan.

Evolusi didasari perbedaan, bukan kesetaraan. Setiap orang membawa sandi genetik yang agak berbeda, dan sedari lahir terpapar pengaruh lingkungan yang berbeda. Ini menyebabkan perkembangan sifat-sifat berbeda yang memberikan kemungkinan bertahan hidup yang berbeda-beda.

Selain tidak pernah diciptakan, sains biologi tidak membahas "penciptaan" yang "mengaruniai" manusia apa pun. Hanya prosea evolusi yang buta, tanpa tujuan, menyebabkan kelahiran individu-individu.

Kemerdekaan, hak, dan kesetaraan adalah sesuatu yang diciptakan manusia dan hadir hanya dalam imajinasi.

Bila manusia menyadari bahwa hak-hak asasi manusia hanya ada dalam imajinasi, tidakkah ada resiko masyarakat kita akan runtuh? Karena itu, jangan sampai rakyat kebanyakan tau, kalau tidak mereka akan membunuh kita. 😀

Homo sapiens tidak punya hak-hak alami, sama seperti juga laba-laba dan simpanse. Yang ada hanya organ, kemampuan, dan ciri-ciri. Tidak benar bahwa segala organ, kemampuan, dan ciri tidak bisa dicabut. Banyak organ, kemampuan, dan ciri mengalami perubahan terus menerus, dan mungkin lama kelamaan hilang sepenuhnya.

Tidak ada yang namanya "kemerdekaan" dan "kesetaraan" dalam biologi. Kemerdekaan adalah sesuatu yang diciptakan manusia dan hadir hanya dalam imajinasi. Dari sudut pandang biologi, tak ada maknanya bila kita mengatakan bahwa manusia dalam masyarakat demokratik adalah bebas, sementara manusia yang hidup dalam kediktatoran tidak bebas. Hanya kehidupan yang berevolusi.

Tatanan khayalan selalu menghadapi bahaya runtuh, karena tatanan semacam itu bergantung pada mitos, dan mitos lenyap begitu manusia berhenti mempercayainya.

Untuk menjaga tatanan khayalan itu dilakukan dengan dua cara: pertama, melalui instrumen hukum dan militer, agar tatanan khayalan itu terjaga. Kedua, tatanan khayalan juga membutuhkan orang-orang teguh beriman kepadanya. "Jangan pernah mengakui bahwa tatanan itu buah khayalan". Harus selalu bersikeras bahwa tatanan yang mempertahankan masyarakat itu adalah realitas obyektif yang diciptakan oleh kekuatan langit atau oleh hukum-hukum alam.

Selain itu, harus mendidik orang secara utuh. Sejak lahir mereka harus diingatkan secara terus menerus mengenai asas-asas tatanan khayalan. Asas-asas itu masuk ke dalam dongeng, drama, lukisan, lagu etiket, propaganda politik, arsitektur, resep, dan mode.

Bahkan, ilmu-ilmu humaniora dan sosial mencurahkan sebagian besar energi untuk menjelaskan secara tepat bagaimana tatanan khayalan itu dijalin dalam permadani kehidupan.


@AOS

No comments:

Post a Comment