Thursday, August 22, 2019

Kebahagiaan Kimiawi

Temuan para ahli biologi tentang "Kebahagiaan" sungguh mengejutkan. Mereka mengatakan bahwa dunia mental dan emosional kita diatur oleh mekanisme biokimiawi yang dibentuk oleh jutaan tahun evolusi. Seperti semua kondisi mental lainnya, kesejahteraan subyektif kita tidak ditentukan oleh parameter luar seperti gaji, hubungan sosial, ataupun hak-hak politik. Kesejahteraan subyektif justru ditentukan oleh sistim kompleks saraf, neuron, sinapsis, dan berbagai zat biokimiawi seperti serotonin, dopamim, dan oksitosin.

Tidak ada yang pernah jadi senang gara-gara memenangkan lotre, membeli rumah, mendapatkan kenaikan jabatan, atau bahkan menemukan cinta sejati. Orang-orang jadi bahagia gara-gara satu hal semata - sensasi-sensasi nikmat dalam tubuh mereka. Orang yang baru saja memenangkan lotre atau menemukan cinta dan melompat kegirangan sebenarnya tidak bereaksi terhadap uang atau kekasihnya. Dia bereaksi terhadap berbagai hormon yang melonjak dalam aliran darahnya, dan terhadap badai sinyal listrik yang menyambar-nyambar di antara bagian-bagian berbeda otaknya.

Sistim biokimiawi internal kita tampaknya diprogram untuk menjaga tingkat kebahagian relatif konstan. Tidak ada seleksi alam atas kebahagian itu sendiri - garis keturunan genetik seorang petapa yang bahagia akan punah sementara gen-gen sepasang orangtua yang pencemas terbawa ke generasi berikutnya. Kebahagiaan dan kesengsaraan berperan dalam evolusi hanya kalau mendukung atau menghalangi kelestarian dan reproduksi. Oleh karena itu barangkali tidak mengejutkan kalau evolusi telah membentuk kita untuk tidak menjadi terlalu sengsara atau terlalu senang. Itu memungkinkan kita menikmati lonjakan sementara sensasi-sensasi nikmat, namun lonjakan ini tidak pernah berlangsung selamanya. Cepat atau lambat sensasinya akan surut dan digantikan oleh sensasi-sensasi tidak nikmat.

Dalam skala dari satu sampai sepuluh, sejumlah manusia terlahir dengan sistim biokimiawi ceria yang memungkinkan suasana hati mereka berayun antara tingkat enam dan sepuluh, lama kelamaan stabil di delapan. Orang semacam itu cukup bahagia meskipun dia hidup terasing di kota besar, kehilangan semua uangnya dalam keruntuhan pasar saham. Orang-orang lain terkena tulah berupa biokimia suram yang berayun antara tingkat tiga dan tujuh dan stabil pada lima. Orang yang tidak bahagia semacam itu tetap merasakan depresi bahkan ketika dia menikmati dukungan masyarakat yang erat, mendapat uang berjuta-juta dari lotrei. Otaknya semata tidak terbentuk untuk suka cita luar biasa, apapun yang terjadi.

Dalam pendekatan bilogis terhadap kebahagian, sejarah hanya memiliki arti kecil, sebab sebagian besar peristiwa sejarah tidak berdampak terhadap biokimia kita. Sejarah dapat mengubah rangsangan luar yang menyebabkan setotonin disekresika, namun tidak mengubah kadar serotonin yang dihasilkan, sehingga tidak bisa membuat orang lebih bahagia.

Kini, ketika kita akhirnya menyadari bahwa kunci-kunci kebahagiaan ada di tangan sistim biokimia kita, maka fokus saja ke satu-satunya hal yang bisa membuat kita benar-benar bahagia: memanipulasi biokimi kita. Bila kita memahami kimia otak kita dan mengembangkan penanganan-penanganan sesuai, kita bisa membuat orang-orang jauh lebih bahagia dari sebelumnya dengan meningkatkan kadar serotonin obat tersebut bisa membawa orang keluar dari depresi.

Tidak ada yang menangkap argumen biologis itu dengan lebih baik daripada slogan New Age: "Kebahagiaan Dimulai di Dalam". Uang, status sosial, bedah plastik, rumah indah, posisi berkuasa - tak satu pun yang akan membawa kebahagiaan bagi anda. Kebahagiaan yang bertahan lama hanya berasal dari serotonin, dopamin, dan oksitosin.
#Sapiens

@AOS

No comments:

Post a Comment