Thursday, August 22, 2019

KOSMOS

Di tengah alam semesta tua, yang dingin, kosong, dan hampa - planet biru pucat tempat kita hidup hanya noktah kecil yang berkelip dalam keluasan alam semesta yang tak berhingga. Kita berada di dunia Nebula, delapan miliar tahun cahaya dari Bumi, setengah jalan menuju tepi alam semesta yang kita ketahui. Dalam keluasan itu, adakah arti kegiatan manusia di planet ini? Masihkah kita mau mengatakan bahwa manusia itu istimewa, unik dan sakral?

Dari ratusan miliar Galaksi, masing-masing Galaksi rata-rata mengandung seratus miliar Bintang. Di semua Galaksi, jumlah Planet barangkali sebanyak jumlah Bintang, yaitu sekitar sepuluh miliar triliun. Mengingat jumlah yang demikian besar itu, berapa kemungkinan satu bintang biasa, yaitu Matahari punya Planet yang dihuni makhluk hidup? Jika ada makhluk cerdas boleh jadi telah berevolusi dan mengubah permukaan planet dengan struktur raksasa hasil teknologi. Apakah mereka sangat berbeda dari kita? Bagaimana bentuk, biokimia, neurobiologi, sejarah, politik, sains, teknologi, seni, musik, agama, filosofi mereka? Mungkin kelak kita akan menegenal mereka.

Dari jarak delapan miliar tahun cahaya, kita akan kesulitan menemukan gugus tempat Galaksi Bimasakti berada, apalagi menemukan Matahari dan Bumi. Satu-satunya planet yang kita yakini dihuni adalah setitik planet dari batuan dan logam, bersinar redup berkat pantulan cahaya Matahari, dan dari jarak sejauh itu tidaklah tampak sama sekali.

Planet kita satu dunia di antara begitu banyak dunia lainnya. Jenis kehidupan seperti kita tumbuh dan berevolusi di sini. Spesies manusia terbentuk di sini. Di planet inilah kata Carl Sagan, kita mengembangkan hasrat kita untuk menjelajahi Kosmos, dan di sinilah kita, dalam penderitaan dan tanpa jaminan, menentukan nasib kita.

*dalam satu detik, seberkas cahaya menempuh jarak 186.000 mil, hampir 300.000 kilometer.

@AOS

No comments:

Post a Comment