Wednesday, August 21, 2019

Sejarah Tuhan Agama-agama

Revolusi Agrikultur, yang dimulai 13.000 tahun yang lalu, menghadirkan agama-agama bertuhan baru.

Agama-agama bertuhan mulai mengemukakan bahwa alam semesta bukanlah sebuah parlemen makhluk-makhluk, melainkan sebuah teokrasi yang diperintah oleh tuhan-tuhan besar.

Pada permulaan agama-agama teis adalah sebuah perniagaan agrikultur. Teologi, mitologi, dan liturgi agama-agama seperti Yahudi, Hindu, dan Kristen mula-mula berpusat pada hubungan antar manusia, tumbuhan domestikasi, dan binatang-binatang ternak.

Agama-agama bertuhan, seperti Yahudi, menjustifikasi ekonomi agrikultural itu melalui mitos-mitos kosmologi baru. Agama-agama animis sebelumnya menggambarkan alam semesta layaknya sebuah Opera China yang agung dengan penampilan aktor-aktor warna-warni tanpa batas. Binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan, sungai-sungai, gunung-gunung, hantu-hantu, peri, malaikat, dan setan - masing-masing punya peran dalam opera kosmik.

Agama-agama bertuhan kemudian menulis ulang skrip itu, mengubah alam semesta menjadi sebuah drama lisan yang murung dengan hanya dua pemeran utama: Manusia dan Tuhan. Malaikat dan setan terkadang muncul dalam transisi, menjadi penyampai pesan dan pengabdi tuhan-tuhan besar. Namun pemain lain dalam casting animis - semua binatang, tumbuhan, dan fenomena alam lainnya - ditransformasi menjadi dekorasi diam.

Munculnya sains dan industri modern menghadirkan revolusi baru dalam hubungan manusia dengan binatang. Saat revolusi agrikultur, umat manusia membungkam binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan, dan mengubah opera besar animis menjadi sebuah dialog antar manusia dan tuhan. Saat revolusi saintifik, umat manusia membungkam tuhan juga. Dunia sekarang menjadi pertunjukan tunggal manusia. Umat manusia berdiri kesepian di panggung yang kosong, berbicara kepada diri sendiri, tidak bernegosiasi dengan siapapun, dan meraih kekuatan besar tanpa kewajiban apa pun. Setelah menggambarkan hukum-hukum bisu fisika, kimia, dan biologi, umat manusia kini memperlakukan semua sesukanya.

Ketika seorang pemburu kuno keluar ke savana, dia meminta bantuan kerbau liar, dan kerbau itu meminta sesuatu dari pemburu. Ketika petani kuno ingin sapinya menghasilkan banyak susu, dia meminta bantuan tuhan langit yang besar, dan tuhan besar menetapkan persyaratan-persyaratannya. Ketika staf kerah putih di depertemen riset dan pengembangan Nestle ingin menaikkan produksi susu, mereka mempelajari genetika - dan gen-gen, tidak meminta apa pun sebagai imbalannya.

#HomoDeus

No comments:

Post a Comment