Tuesday, August 27, 2019

AGAMA VS. SAINS

Fisika menurut Neils Bohr adalah menceritakan apa yg dapat kita ketahui tentang alam semesta, bukan bagaimana ia.

Bagi banyak fisikawan, teori kuantum menyatakan bahwa sama sekali tidak ada realitas "obyektif". Satu-satunya realitas adalah realitas yang tampak melalui pengamatan kita. Dengan mengadopsi pandangan ini, tidaklah mungkin menyebut teori tertentu 'benar' atau 'salah', hanya gara-gara ia berguna atau tidak, dimana teori yg berguna dipahami sebagai teori yang menghubungkan tentang fenomena yang luas dalam suatu skema deskriptif dengan akurasi yang tinggi.

Pandangan seperti ini, berlawanan secara diametris dengan pandangan agama, dimana pengikutnya percaya terhadap kebenaran tertinggi. Pernyataan keagamaan biasanya dipandang benar atau salah, bukan sebagai macam model pengalaman kita.

Kemampuan metode ilmiah mengakomodasi perubahan berdasarkan temuan baru menggambarkan salah satu kekuatan besar sains. Dengan menyandarkan diri pada manfaat, bukan pada kebenaran, sains membedakan diri secara tajam dengan agama. Agama didasarkan pada dogma dan kebijaksanaan telah diterima, yang bermaksud menggambarkan kebenaran tak berubah.

Fakta dan gagasan baru merupakan darah-kehidupan sains. Jadi temuan ilmiahlah, selama bertahun-tahun, telah menempatkan sains dan agama dalam konflik.
#DieditDariGod&TheNewPhysics

@AOS

No comments:

Post a Comment