Disarikan Dari:
Beberapa Tulisan pada Journal Science. Vol. 270, 17 November 1995
Dua raksasa Asia, China dan India yang
diprediksi akan memimpin perekonomian dunia pada pertengahan abad ini,
selama lebih dari 30 tahun kehilangan orang-orang terdidik dan
bertalenta. Mereka pergi meninggalkan negara masing-masing untuk sekolah
dan bekerja di luar negeri dengan harapan dapat mengembangkan karier
profesional lebih baik. Bersamaan dengan mulai bangkitnya perekonomian,
pemerintah China dan India telah merancang strategi untuk mengubah brain drain menjadi brain gain.
Namun, pemerintah China tampaknya lebih agresif dan terencana secara
sistematis dalam upaya memanggil pulang orang-orang terbaik, untuk
membangun bangsa sendiri dan mengambil peran dalam mendorong akselerasi
pembangunan ekonomi. China menempuh strategi ganda yang sangat efektif
dengan membangun infrastruktur ekonomi dan pendidikan secara bersamaan.
Di bidang ekonomi, pemerintah China menciptakan lingkungan makroekonomi yang dinamis dan kondusif untuk menarik investasi baik domestik maupun asing, terutama melalui foreign direct investment (FDI). Industri manufaktur dibangun secara masif untuk menopang pertumbuhan. Pusat-pusat bisnis dan perdagangan dikembangkan dengan jaringan luar negeri yang tertata rapi, sehingga memacu pergerakan aktivitas bisnis dan perdagangan yang sangat prospektif. Maka, dalam waktu yang tak terlalu lama, China berkembang menjadi negara terbuka bagi pasar global dan investor-investor asing yang memberi kontribusi pada dinamika pertumbuhan ekonomi di negeri berpenduduk 1,3 miliar jiwa itu.
Strategi pembangunan ekonomi pun diperkuat melalui apa yang disebut special economic development zones,
dengan menjadikan suatu wilayah tertentu sebagai pusat pertumbuhan.
Wilayah-wilayah tersebut antara lain Shenzhen, Zhuhai, Shantou, Xianmen,
Hainan, Shanghai, Dalian, Guangzhou, Tianjin, Zhanjiang, dan masih
banyak lagi.
Sejalan dengan itu, China juga membangun sebanyak 15 zona perdagangan bebas, 32 zona pembangunan teknologi-ekonomi setingkat-negara, dan 53 zona pembangunan industri berteknologi tinggi di sejumlah kota besar dan menengah. Pemerintah pusat di Bejing kemudian mendorong setiap wilayah tersebut untuk saling berkompetisi menarik pulang tenaga-tenaga terdidik dan berbakat dengan menawarkan aneka insentif seperti pemotongan pajak, pemberian kredit lunak untuk berbisnis, kemudahan izin usaha, pembebasan biaya perkantoran, fasilitas perumahan yang baik, dan promosi yang lebih cepat.
Sampai saat ini lebih dari 110 macam special zones dan industrial parks telah dibangun dan khusus diperuntukkan bagi para returnees. Bahkan lebih dari 6.000 jenis usaha telah dibuka di lokasi-lokasi tersebut yang mempekerjakan lebih dari 15.000 returnees.
Setelah melihat basis infrastruktur ekonomi yang mulai tertata baik,
orang-orang terdidik China yang bekerja di luar negeri secara
bergelombang mulai pulang kembali ke Tanah Air. Mereka bekerja sebagai
eksekutif profesional di berbagai perusahaan swasta atau merintis dan
mengembangkan bisnis sendiri, bahkan tidak sedikit pula yang bekerja di
kantor-kantor pemerintah. Saksikan, hampir semua lembaga finansial utama
China seperti Central Bank dan Securities Regulatory Commission
dipenuhi oleh tenaga-tenaga ahli berpendidikan dan berpengalaman kerja
di luar negeri.
Para tenaga ahli berpendidikan luar negeri tersebut menjadi semakin yakin atas pilihan kebijakan pemerintah dalam membangun perekonomian nasional karena banyak sekali pusat-pusat bisnis dan perusahaan-perusahaan swasta berteknologi tinggi beroperasi di China yang masuk dalam daftar NASDAQ di Amerika Serikat (AS). Dengan bekal pengalaman kerja selama bertahun-tahun di berbagai multinational corporations (MNCs), mereka kembali ke China untuk berkontribusi dalam membangun dan memperkuat sistem serta aktif dalam proses perumusan kebijakan publik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Hal yang membuat mereka bersemangat pulang adalah tawaran gaji yang besar. Dengan
bergelar MBA dari universitas-universitas prestisius di AS, mereka bisa
memperoleh gaji dua-tiga kali lebih tinggi dibandingkan mereka yang
berpendidikan dalam negeri.
Di bidang pendidikan, China membangun banyak sekali universitas berkelas dunia untuk mendidik tenaga-tenaga ahli bidang kedokteran, pertanian, ekonomi/manajemen, teknologi informasi/komunikasi, teknologi industri, bisnis/keuangan, dan lain-lain. Bayangkan, pada 2005 China mampu melahirkan sarjana sains dan keteknikan sebanyak 700.000, 11 kali lipat melampaui AS yang hanya 60.000. Tidak berlebihan bila China bercita-cita memiliki paling kurang 100 perguruan tinggi terbaik dunia sampai akhir abad ke-21 nanti, sehingga negara ini akan menjadi kiblat baru pendidikan di luar AS dan Eropa.
Untuk itu, pemerintah China mengalokasikan dana sebesar US$125 juta bagi 10 universitas terbaik dan US$225 per tahun khusus untuk dua universitas yang masuk 25 besar dunia yakni Beijing dan Tsing-Hua sebagai percontohan. Selain itu, pemerintah China juga membangun banyak sekali pusat-pusat penelitian dan pengembangan (research and development) guna memfasilitasi para ilmuwan dan peneliti, untuk melakukan penelitian ilmiah baik untuk keperluan akademik maupun riset terapan guna menopang pengembangan industri.
Dengan begitu, mereka lebih menekuni profesi dalam pengembangan sains dan keilmuan, sehingga tak ada waktu untuk memikirkan masalah politik apalagi melakukan demonstrasi dan protes massal. Untuk menarik pulang para ilmuwan bergelar PhD yang bekerja sebagai pengajar/peneliti di universitas luar negeri, pemerintah China menawarkan gaji yang tak kalah menggiurkan. Bagi ahli ekonomi dengan pengalaman kerja antara 5-10 tahun, misalnya, disediakan gaji antara US$30.000,00 sampai US$50.000,00, ditambah fasilitas perumahan dan berbagai tunjangan lain (kesehatan, transportasi, liburan).
Dunia mengetahui, peletak dasar strategi kebijakan ini adalah Deng Xiaoping yang dijuluki sebagai capitalist roader yakni sosok penganut setia ideologi sosialisme ortodoks yang menggerakkan proses revolusi sosial-politik, tetapi kemudian berbalik arah dan menempuh jalan kapitalisme dengan menyerap–baik terus-terang maupun tersembunyi–nilai-nilai ideologi kapitalisme, untuk melakukan restorasi politik dan ekonomi berdasarkan prinsip-prinsip dasar kapitalisme pasar. Pada 1980-an, Deng mengirim anak-anak muda berbakat ke negara-negara kapitalis Barat untuk sekolah dengan keyakinan bahwa sekalipun hanya sedikit saja dari mereka yang pulang kembali, pasti akan membawa dampak pada transformasi sosial ekonomi China di masa mendatang. Deng lalu memerintahkan Menteri Pendidikan, ketika itu Zhao Ziyang, yang kemudian menjadi Sekjen PKC dan perdana menteri, untuk merumuskan blue print dengan menekankan apa yang disebut store brain power overseas. Kebijakan ini berjalin kelindan dengan reformasi ekonomi yang ditempuh dengan menganut pasar terbuka dan perdagangan bebas, yang ditandai oleh bergabungnya China ke dalam World Trade Organization (WTO).
Dalam tempo dua dekade kemudian, kombinasi kedua strategi kebijakan tersebut benar-benar mengantarkan China pada kemajuan ekonomi sangat dahsyat, yang oleh banyak ahli dilukiskan sebagai bentuk quantum leap in economic development seperti tercermin pada rata-rata pertumbuhan ekonomi sekitar 8%-9% per tahun.
Pemimpin China telah bertukar generasi, namun penguasa baru tetap meneruskan kebijakan dasar warisan Deng Xiaoping. Mereka terus memacu pembangunan ekonomi nasional dengan menarik pulang ilmuwan-ilmuwan berbakat, akademisi-akademisi bereputasi internasional, ahli-ahli ekonomi terpandang, dan pengusaha-pengusaha berkelas dunia terutama yang bergerak di bidang industri teknologi tinggi. Menurut laporan kantor berita Xinhua, sekitar 250 ilmuwan terkemuka yang memimpin dan mengelola pusat-pusat pengembangan sains dan teknologi nasional adalah para returnees dari Amerika dan Eropa. Dengan pilihan strategi demikian, China telah berada pada jalur yang benar dan mulai memetik serta menikmati brain gain yang memberi kontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi yang spektakuler itu.
Perkembangan luar biasa negara China saat ini menjadikkan topik
pembicaraan hangat diseluruh dunia. Untuk memetik manfaat dari revolosi
besar ini, dalam tulisan makalah ini hanya di batasi pada bagaimana
China dapat ‘merebut’ kembali kejayaan sains dan tekhnologinya di masa
lalu, yang hampir sebelum tiga dekade ini menutup diri dari dunia luar
oleh politik komunisme. Tulisan pada makalah ini disarikan dari Dari
Kumpulan Tulisan Jefrrey Mervis dan June Kinoshita pada Journal Science.
Vol. 270, 17 November 1995, yang khusus memotret bagaimana lompatan
kemajuan perkembangan sains yang luar biasa di negara China.
PETA GEOGRAPHY SCIENTIFIC DI CHINA
Peta
scientific China berkembang sangat mengesankan, hampir sebagian besar
profinsi dan kota-kota di China mempunyai keunggulan-keunggulan yang
khas dibandingkan dengan propinsi-propinsi yang lain dalam bidang sains.
Berikut ini Ringkasan peta scientific di China, yang disajikan dalam bentuk Tabel Berikut:
Tabel 1. The Scientific Geography of China
No
|
Kota
|
Keunggulan Sains
|
1
|
Urumqi
|
Pusat
perkembangan tekhnologi luar angkasa China dilengkapi dengan 25
meter radio telescope, tempat ini adalah berupakan base line yang
sangat luas untuk oberrvasi luar angkasa
|
2
|
Xianjiang
|
Pusar industri minyak China, yang mendukung penelitian dasar dalam bidang geology, palaentology dan kimia
|
3
|
Qinghai
|
Pusat penelitian arkeologis China
|
4
|
Xizang
|
Pusat penelitian dan observatory energi kosmik X ray partikel.
|
5
|
Wuhan
|
Pusat
komunikasi seperti halnya Chicago, dengan Universitas dan Institut
terbaik, pusat penelitian dalam telekomunikasi fiber, rice breeding
dan biological pest control
|
6
|
Zigong
|
Daerah ini merupakan jurassicx cemetery, dengan fosil dinosaurus dengan umur kurang lebih 140 juta tahu yang lalu.
|
7
|
Guizhou
|
Merupakan pusat dari penelitian astronomi
|
8
|
Chengjiang
|
Merupakan pusat dari penelitian tentang fosil yang berumur lebih dari 550 juta tahun yang lalu
|
9
|
Guangdong
|
Merupakan
pusat pendidikan dengan dukungan universitas terbaik, pada
propinsi ini pemerintah lokal memberikan dukungan
penelitian-penelitian dalam bidang ekonomi
|
10
|
Hainan
|
Pusat dalam penelitian genetika untuk tanaman
|
11
|
Xicheng
|
Pusat penelitian dalam bidang komunikasi, cuaca, dan penelitian satelit
|
12
|
Taiyuan
|
Pusat penelitian dalam bidang komunikasi, cuaca, dan penelitian satelit
|
13
|
Hefei
|
Merupakan pusat universitas tekhnologi elit di China, pusat laboratorium sycroton radiation, ada 4 CAS institute
|
14
|
Nei Mongol
|
Pusat penelitian terhadap aktivitas manusia,, dengan didukung padang rumput sampai dengan gurun.
|
15
|
Changchun
|
Pusat
industri China, ada 10 lembaga penelitian dengan dukungan dana
ford China R&D fund, Jilin University merupakan 10 besar PT
terbaik di China
|
16
|
Shenyang
|
Pusat penelitian logam, dengan dukungan institute of metal science dipimpin oleh seorang ilmuwan top wanita
|
17
|
Qinqdao-Shandong
|
Terdapat binatang dan tanaman yang hidup lebih dari 15 juta tahun yang lalu
|
18
|
Nanjing
|
Pada
kota ini terdapat ilmuan Universitas Nanjing yang bersaing dengan
ilmuan universitas peking dalam mengisi jurnal internasional,
terdapat purple mountain observatory untuk instrumen astronomy
|
19
|
Shanghai
|
Merupakan
tempat munculnya pusat penelitian baru di China, taman
biotekhnologi, 16 CAS institute dan 24 laboratorium kunci dengan
dukungan tekhnologi tinggi
|
20
|
Fujian
|
Terdapat Xiament university yang merupakan universitas terbaik dalam physichal chemistry untuk permukaan padat
|
21
|
Taiwan
|
Pusat perdangan besar
|
22
|
Shantou
|
Tempat shantou university dengan dukungan dana sebesar 110 juta dolar amerika dari investor konglomerat Li Ka-Shing
|
23
|
Shenzhen
|
Merupakan kota dengan booming ekonomi
|
24
|
Hongkong
|
Merupakan
pusat perdagangan dan research and development di China, didukung
dengan universitas sains dan tekhnologi ultramodern
Universitas-universiats ini banyak menyumbang ilmuan China terbaik.
|
BERBANJAR MENUJU SAINS YANG TERDEPAN
Dua dekade sebelum China membuka diri pada dunia luar kondisi sains dan tekhnogi China sangat memprihatinkan, banyak dari universitas dan laboratorium-laboratorium penelitian yang ‘berdebu’. Tidak sedikit universitas dan laboratorium penelitian tidak dilengkapi dengan Air Conditioner yang layak (Science, 1995: 1134). Penghargaan terhadap saintist sangat rendah, sehingga banyak ilmuan-ilmuan China memilih berkarir di luar negeri, banyak dari ilmuan-ilmuan muda China tidak mau kembali ke negaranya setelah menempuh pendidikan tinggi di luar negeri.
Namun setelah lebih dari dua dekade China membuka diri dari dunia luar, khususnya dalam bidang ekonomi perdangangan, pertumbuhan ekonomi China berkembang dengan sangat ‘mencengangkan’. Rupanya perkembangan ekonomi ini kemudian berdampak terhadap meningkatkatya alokasi dana penelitian dan pendidikan di China, yang kemudian mampu merubah wajah sains dan tekhnologi di China, china mengalokasikan Pembelanjaan untuk pengembangan sains dan teknologi perusahaan, institut dan universitas dari 7,5 milliar US$ (Science, 1995:1135) menjadi 245,0 miliar yuan (US$30,85 miliar) (www.kapanlagi.com, 2006)
Penambahan dana penelitian dan pendidikan yang cukup dramatis ini, rupanya banyak menarik saintist-saintis China kembali ke negaranya, serta mempu membuat China mengirim saintist-saintis muda untuk belajar di luar negeri, serta mempesiunkan dengan hormat saintist yang sudah berumur lebih dari 60 tahun., langkah ini dilakukan untuk memberikan kesempatan pada saintist muda untuk lebih banyak berkiprah untuk sebuh tujuan besar ‘mendominasi’ sainst secara global pada abad 21. Saintist muda China lulusan dari universitas ternama di luar negeri di gaji empat kali lipat, dengan jaminan perumahan dan sosial yang baik. Permasalahan perumahan adalah permasalahan yang besar di China.
Selain didukung dana dari pemerintah, banyak yayasan (foundations) yang
memberikan dana untuk research dan pendidikan di China, dana-dana dari
yayasan ini banyak dari sumbangan para taipan-taipan China yang sukses
di dalam dan luar negeri, melalui konsep reverse brain drain
Businessweek ketika membedah geliat sang naga Cina Raya menampilkan
profil para tokoh Cina perantauan yang sukses di Lembah Silikon dan
punya komitmen kuat untuk negeri asal mereka (www.unisodem.org, 2008).
Ambil contoh, Hua Yuan Science and Technology Assn yang didirikan pemuda (bernama Hong Chen) peraih gelar doktor dari State University of New York. Perusahaan ini mengabdikan diri untuk sebuah mimpi besar menghubungkan para pemimpin teknologi Cina yang tinggal di AS dengan saudara mereka di Cina.
Jaringan ini memungkinkan arus-deras informasi masuk ke Cina Daratan
dan mengangkat perusahaan Cina ke medan global. Model yang juga telah
dikembangkan India dan Taiwan memberi andil besar dalam menghubungkan
perusahaan Cina dengan rekan mereka di Lembah Silikon (www.unisodem.org).
David
Sheff dalam China Dawn menulis pahit getir perjuangan para pemuda Cina,
khususnya yang bekerja di Lembah Silikon. Mimpi mereka adalah
membangunkan geliat Sang Naga Cina Daratan melalui pembangunan
infrastruktur teknologi informasi. Inilah proses reverse brain drain,
yakni mengalirnya kontribusi para pemuda Cina yang ada di luar negeri (www.unisodem.org).
NSFC DAN CAS SALAH SATU TULANG PUNGGUNG PENGEMBANG SAINS DI CHINA
Salah satu foundation yang berkembang pesat dalam mensuport program Research adalah NSFC (National Natural Science Foundation)
yang didirikan pada tahun 1985 dengan mengkopy model U.S National
Science Foundations, membagi dirinya menjadi enam departemen, yaitu
bidang mathematika dan Physical Science, chemical science, life science,
earth science, material and engineering science dan information
science. Yayasan ini
pada akhir tahun 1994 memberikan dukungan dana penelitian kepada 3.500
peneliti individual, yang dipilih dari 20,000 proposal dengan dana
rata-rata US$10,000, (Science, 1995: 1135).
Selain foundation yang tak kalah besar peranannya dalam ‘mendorong’
perkembangan sains dan tekhnologi di Chin adalah kehadairan China Association for Science and technologi (CAS), yang
merupakan ‘payung dari ratusan organisasi sains di China, sampai-sampai
kadangkala saintis di China tidak tahu siapa bos mereka’. CAS ini
memfokuskan oada kegiatan research (Science, 1995: 1135) CAS
mendanai 123 buah institut dengan jumlah pekerja sekitar 80.000 orang
yang bekerja di bdang pengembangan sains. CAS mampu mengupayakan 40%
dari anggaran yang digunakan untuk penelitian, 60% lagi berasal dari
program khusus dan sumber-sumber dana swasta.
PEMERINTAH CHINA MEMFOKUSKAN PEMBERIAN DANA UNTUK LABORATORIUM-LABORATORIUM KUNCI
Pemerintah
China mengembangkan laboratorium-laboratorium kunci.
Laboratorium-laboratorium kunci ini adalah strategi pemerintah China
dalam menghemat dana penelitian tetapi produknya mampu berdiri terdepan
dalam global science (Science, 1995:1137). Dan semua fasilitas
laboratorium kunci ini di buka dan disharingkan dengan peneliti-peneliti
dari luar laboratorium kunci. Bisa kita bayangkan bila dana penelitian
ini dibagi rata pada semua laboratorium-laboratorium yang ada di China,
maka tidak akan pernah cukup dana untuk mendapatkan hasil penelitian dan
tekhnologi yang bermutu.
Setiap laboratorium-laboratorium kunci mendapatkan ’gelontoran’ dana yang sangat besar, pada tahun 1995 saja pemerintah menyediakan dana lebih dari 1 juta US$ hanya untuk moderenisasi fasilitas laboratorium. Laboratorium-laboratorium kunci ini di bangun tidak terpusat di ibu kota negara saja, tetapi merata pada semua wilayah di China, dengan separuhnya berada di Beijing dan Shanghai (science, 1995: 1137).
Untuk menjamin ’mutu’ laboratorium-laboratorium kunci, dilakukan review ulang (akreditasi ulang) dalam siklus empat tahunan oleh NFSC Penilaian ini bertujuan untuk mcmotivasi peningkatan kualitas penelitian. kategori nilai yang diberikan adalah A. B, dan C. Jika laboratorioum kunci mendapat nilai C, konsekuensinya bantuan dana penelitian dipotong, dan mereka kehilangan peringkat sebagai laboratorium kunci, serta dicoret dari daftar laboratorium kunci. Alasannya adalah, pekerjaan penelitian yang dilakukan dan bakat penelitian ilmuwan di laboratorium tersebut sangat kurang. Berikut ini ditampilkan 11 laboratorium kunci yang mendapat nilai A berdasarkan penilaian NSFC. (Science, 1995: 1338).
Akibat dari kebijakan ini jumlah laboratorium tumbuh luar biasa cepat dari 10 laboratorium kunci menjadi 155
laboratorium kunci.
Tabel 2. Sebelas Laboratorium Kunci yang Mendapat Nilai A Berdasarkan Penilaian NSFC.
Institusi Induk
|
Nama Laboratorium
| |
Universitas Nanjing
|
Mikrostruktur Padat
| |
Universitas Qinghua
|
Sistem dan Teknologi Pintar
| |
Universitas Xiamen
|
Fisika Kimia Permukaan Padat
| |
Univeristas Zhejiang
|
Komputer Desain dan Grafis
| |
Univeristas Jilin & Universitas Qinghua, CAS Institut Semikonduktor, Beijing
|
Optoelektronik Terpadu
| |
CAS Institut Akustik. Beijing
|
Akustik, Proses Bicara. dan Sinya
| |
CAS Insiitut Fisika Atmosfir, Beijing
|
Model Numerik untuk Ilinu Atmosfir Dinamika Fluida
|
dan
|
CAS Institut Biofisika
|
Biomakromolekul
| |
CAS Institut Riset Metal, Shenyang
|
Material Lemah dan Keras
| |
CAS Institut Teknik Fisika, Shanghai
|
Fisika Inframerah
| |
CAS Institut Virologi, Beijing
|
Virologi Molekuler dan Rekayasa Genetik
|
PENGEMBANGAN JARINGAN KERJASAMA ELEKTRONIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETISI ILMUWAN CHINA
Ilmuwan di Cina berharap kompetisi akan lebih baik dengan adanya akses
internet. Tahun 1994. ketika Cina pertama kali terhubungkan langsung
dengan Internet Link. sudah terdaftar 1.000 pengguna, tahun 1995
pengguna internet sudah mencapai 10.000 orang. Fasilitas teknologi ini
telah mendorong gelombang sains Cina menuju ke arah penelitian berskala
global. Mengakses internet menjadi bagian hidup sehari-hari bagi para
ilmuwan. Dengan adanya internet, banyak peneliti Cina melakukan
kerjasama dengan Eropa dan Amerika Serikat baik untuk proyek
pemerintahan atau untuk proyek penelitian masa depan. Dengan era
globalisasi ilmuwan barat banyak yang datang ke Cina. dan membuat
kontrak kerja kolaborasi untuk mcmbicarakan dana sains dan pcngcmbangan
sains di Cina.
Untuk mendukung keselarasan dalam hal menyampaikan pesan yang urgen, internet adalah pilihan lembaga penelitian, lembaga pemerintahan. atau antar individu peneliti. Jaringan internet di Cina dikelola oleh China Education and Re.^curch Network (CERNET) yang mampu menjangkau semua lembaga penelitian di bavvah naungan CAS dan NSFC, universitas, lembaga pengembangan sains, dan Kcmenterian Sains dan Teknologi. Jaringan lain misalnya; CASnet, khusus melayani jaringan antar institusi CAS; menghubungkan 1090 buah universitas di Cina (Campus Network), melayani beberapa perguruan tinggi dan kalangan internalnya. Chinanet, jaringannya lebih luas dan berusaha menjangkau komputer seluruh Cina sebanyak mungkin. Dengan internet, para ilmuwan dapat berkomukasi dengan ilmuwan lain hanya dalam satuan detik.
PEMBERIAN INSENTIVE DAN PERBAIKAN LABORATORIUM UNTUK MEMIKAT ILMUWAN MUDA
Pada masa China belum membuka diri terhadap dunia luar, permasalahan
utama yang dihadapi oleh China adalah banyaknya scientist muda China
tidak tertarik untuk mengabdikan dirinya kepada negaranya, hal ini
disebabkan karena gaji mereka yang rendah serta tidak adanya jaminan
sosial yang baik bagi mereka. Bahkan bagi scientist senior keadaan China
pada saat itu juga dianggap kurang menarik. Mnenurt Feng Keqin, wakil
presiden riset USTC dalam kurun waktu dua tahun saja mereka kehilangan 8
profesor dari 25 profesor yang ada (Science, 1995: 1142).
Seorang saintist dengan gelar Doktor, pada tahun 1984, digaji tidak berbeda jauh dengan pekerjaan yang lainnya, bahkan gaji dosen sangat jauh berbeda dengan gaji pada sektor komersial. Pemerintah Cina juga memikirkan masalah yang dihadapi para ilmuwan. namun kemampuan pemerintah untuk meningkatkan gaji sangat terbatas.
Untuk membuat para ilmuwan muda tertarik, pernerintah mengambil pelejaran dari ekonomi pasar dan menawarkan insentif. NSCF menetapkan hadiah beasiswa sejak tahun 1992, masing-masing pemenang mendapatkan uang sebesar $ 75.000 untuk 3 tahun. Hadiah ini akan mendorong ilmuwan muda bekerja lebih giat. Banyak juga ilmuwan yang kembali dari luar negeri merasa shock karena kondisi dan fasilitas laboratorim yang masih minim. Menyadari hal ini mulai dilakukan pembangunan Insitut CAS dengan fasilitas ultra modern sehingga banyak ilmuwan muda kembali dari luar negeri dan bekerja di laboratorium ini, misal pembangunan oleh CAS tentang studi otak.
Namun demikian juga banyak pula ilmuwan yang kembali ke negaranya karena idealisme dan dedikasi yang tinggi untuk memajukan bangsanya. Mereka kembali bukan hanya karena insentif tetapi ingin merubah situasi dan meningkatkan kemajuan negaranya. Salah satu ilmuwan Cina yang terkenal Han Jisheng sebagai direktur Pusat Penelitian Neuro Sains Universitas Medis Beijing. berhasil mendapat penghargaan dalam studinya selama 25 tahun tentang efek analgesik akupuntur, eksplorasi biologi dan mekanisme kimia neuron. Kemahirannya telah diturunkan kepada mahasiswanya yang telah tamat kuliah. Han ini termasuk dalam daftar ahli yang terkemuka di Universitas Stanford dalam bidang rasa sakit yang timbul akibat penyakit.
MENJALIN KERJASAMA INTERNASIONAL UNTUK LEGITIMASI KERJA ILMUWAN CHINA
Kerjasama ilmuwan China dengan ilmuwan dari luar negeri seperti ilmuwan
dari negara-negara barat dan Amerika akan membantu melegitimasi kerja
para ilmuwan Cina. Saat ini China banyak menjalin kerjasama dengan luar
negeri yang berdampak pada meningkatnya status peneliti dan hasil
penelitian negara China. Dari kerjasama internasional ini bukan hanya
ilmuan China saja yang dapat ’memetik’ manfaat. Bagi ilmuan negara asing
berkolaborasi dengan ilmuan China memberikan kesempatan untuk membantu
secara nyata dan mendapatkan akses terhadap kehidupan unik China dan
Sumber daya china yang sangat kaya.
BEBERAPA CONTOH PENELITIAN UNGGULAN DI CHINA
Dalam Bidang Biotekhnologi (Agrikultur dan Penelitian Obat-Obatan)
Ilmuwan tumbuhan Li Baojian dari Universitas Cornell menerima undangan
Hari almamater untuk mengelola laboratorium biologi molekuler di
Universitar Zhongshan. Ini adalah upaya ilmuwan Cina untuk memajukan
sains di Cina. Bidang bioteknologi berkembang pesat di Cina. Pada dekade
yang lalu para ilmuwan yang baru kembali. Seperti Li telah membantu
menanamkan dasar-dasar bioteknologi seperti DNA rekombinan dan teknologi
transgenik di Cina. Lebih dari 120 perusahaan, beberapa di antaranya
sudah membentuk usaha bersama dengan investor asing, telah membangun
pabrik untuk menghasilkan biofarmasi seperti vaksin hepatitis B, insulin
rekombinan, interferon, dan hormon pertumbuhan. China telah menunjukkan
perubahan besar dari negara yang tidak maju dengan kemampuan yang
terbatas dalam penelitian dasar menjadi negara yang berkembang cepat dan
maju dalam penerapan biotekhnologi.
Contoh lain kemajuan dalam bidangbiotekhnologi di China adalah telaj dihasilkanya ikan transgenik, tembakau transgenik. Dalam bidang pertanian modern (biotech farm) cina merupakan negara yang paling maju dalam memanfaatkan genetic markers dan alat-alat persilangan padi. Cina sangat peduli dan meyakini bahwa rekayasa genetik agrikultural dan obat-obatan dapat berperan penting untuk suplai kebutuhan dalam negeri, dan bahkan untuk di ekspor ke luar negeri.
Dalam bidang biofarmasi, China menyatakan masih menempatkan dirinya ’sebagai murid’ walaupun obat-obatan China sangat terkenal di dunia. Mereka inginlebih maju lagi. Saat ini China berusaha memenuhi pendanaan jutaan Yuan untuk melakukan parikasi interferon dan interleukin sebagai sarana produksi obat-obatan generik.
Dalam Bidang Epidemology
China
merupakan negara yang mempunyai keadaan lingkungan yang unik, sehingga
perlu penangangan yang cukup besar. Pada wilayah-wilayah miskin China
seperti kabupaten Lingu di propinsi Shangdong sebelah timur dari pusat
ibu kota China, banyak penduduk yang belum memperoleh pendidikan formal.
Di wilayah ini ini banyak penderita kanker lambung (gastric cancer),
para ahli epdemology China banyak melakukan penelitian salah satunya
adalah bagaimana meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap penyakit
ini, yang mungkin dapat meningkatkan angka harapan hidup penduduk, serta
upaya-upaya menemukan pengobatan dan pencegahan melalui
research-research yang lain.
Dalam Bidang Lingkungan Hidup
Terkait
dengan penelitian di bidang penelitian lingkungan hidup, pemerintah
China mengembangkan jaringan monitoring nasional (national monitoring
network). Permasalahan utama mengenai lingkungan hidup yang dihadapi
China adalah deforesisasi dan pengembangan bahan bakar alternatif,
selain itu juga penekanan juga diletakan pada pemantauan pengaruh
lingkungan terhadap siklus air, bencana alam, dan emisi dari gas rumah
kaca. Pengembangan penelitian lingkungan di China diwadahi dalam program
ambisius yang diberi nama China Enviromental Research Network
(CERN), CERN ini di bawah manajemen CAS, CERN lebih dari 5 tahun ini
mendapatkan suport dana sebesar US$16 juta dari Bank dunia dan US$ 10
juta dari pemerintah China.
REFORMASI PENDIDIKAN SAINS DI CINA
Populasi Cina tahun 1995 sebanyak 1.2 milyar suatu jumlah yang besar
dan akan terus meningkat, tetapi pendapatan perkapita mereka rendah.
degradasi lingkungan terjadi dengan serius. Pembangunan berkelanjutan
tergantung kepada aplikasi sains dan teknologi, dikombinasikan dengan
restorasi seperti filosofi "hidup harmonis dengan alam /living harmony with nature" dan "hemat adalah suatu kebaikan /frugality is a merit".
Rakyat Cina menginginkan modernisasi daiam beberapa tahun ke depan,
ingin menjadi kaya karena reformasi kebijakan politik yang sangat
terbuka. Tetapi perkembangan yang sangat cepat akan menimbulkan masalah
serius dan in-stabilitas, jika tidak diarahkan dengan moralitas dan
sains.
CAS sebagai lembaga yang bertanggung jawab di bidang itu, menghitung faktor-faktor tersebut dan menghabiskan prioritas pendapatannya sebanyak $ 325 juta pada tahun 1994. Disimpulkan bahwa 30% aktivitasnya dicurahkan kepada penelilian dasar, 30% untuk penelitian populasi penduduk, sumberdaya dan lingkungan. 40% lagi aktivitasnya untuk penelitian terapan. Dengan kategorisasi tersebut. berarti memunculkan beberapa proyek baru.
Misalnya, Chinese Ecological Research Netwwork (CERN) mcngembangkan 29 stasiun daerah dengan berbagai permasalahan lingkungan. Ilmuwan membuat observasi jangka panjang dan menghubungkan studi komprehensif dalam upaya membenahi degradasi lingkungan. Mereka juga mendidik masyarakat lokal tentang teknologi yang cocok unluk agrikultur dan produksi. Teknologi sains dikendalikan oleh tekanan pasar. Dalam 10 tahun sebelum tahun 1995, CAS telah memantapkan hubungan dengan > 3000 pabrik dan perusahaan sehubungan dengan kerjasama dalam bentuk transfer teknologi dan penelitian kontrak. Sekitar 10% staf CAS bekerja di industri, tetapi statusnya tetap dipertahankan sebagai akademisi untuk membantu mereka menyesuaikan diri kepada situasi baru.
Kemajuan tersebut mendorong ilmuwan Cina untuk mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk menyediakan fasilitas yang besar dan lengkap, misalnya sumber cahaya sinkroton generasi ketiga, pabrik taucharm, dan teleskop terbaru. Ilmuwan lain menuntut perbaikan finansial. Untuk meningkatkan eilsiensi dan mengembangkan kompetisi. maka diadakan pengurangan sejumlah staf permanen di institut. Caranya adalah mempensiunkan pekerja pada usia 60 tahun. Pada waktu yang sama. Cina meningkatkan peneliti postdoctoral, staf temporer, beasiswa tamu, dan membuka lowongan kerja untuk ilmuwan yang berbakat, selanjutnya setelah ilmuwan muda dilatih penelitian selama kurang lebih sepuluh tahun, diharapkan mereka dapat memasuki industri dan universitas, untuk ilmuwan muda yang berbakat. Selanjutnya, setelah ilmuwan muda dilatih penelitian dalam waktu 10 tahun, diharapkan mereka dapat memasuki industri atau universitas.
KESIMPULAN
Beberapa pelajaran yang dapat dipetik dari revolusi sains di Cina, paling tidak ada empat pelajaran penting yaitu; Pelajaran pertama, keberpihakan
pemerintah dalam bidan pendidikan, pengembangan sains dan tekhnologi.
Keberpihakan ini salah satunya diwujudkan dengan pemberian anggaran yang
lebih dari cukup untuk hal-hal tersebut, dana tersebut dapat
dimanfaatkan untuk upgrading semua istrument-instrument yang terkait dengan pengembangan sains dan tekhnologi serta dana grant untuk kegiatan research. Pelajaran kedua, perlunya
kesadaran lembaga non goverment seperti foundations-foundations untuk
mensuport dana-dana penelitian, pendidikan untuk pengembangan
tekhnologi, dana foundations ini dapat diperoleh dari
pengusaha-pengusaha yang peduli terhadap perkembangan sains, pelajaran ketiga, kesejahteraan para saintist, para saintist perlu mendapatkan gaji yanglebuh dari cukup dan jaminan sosial yang baik, Pelajaran keempat, membuka
kerjasama dengan luar negeri, kegiatan ini membantu meningkatkan
’nilai’ research dan tekhnologi temuan dari suatu negara, Pelajaran kelima, Reformasi
pendidikan sains di sekolah, pendidikan sains di sekolah harus digeser
dari content based menuju kepada pembelajaran sains yang lebih
sainstifik, yaitu pelajaran sains yang mampu mendidik siswa bekerja
layaknya seorang saintis.
DAFTAR PUSTAKA
Guangzhao, Zhou. 1995. The Course of Reform at The Chinese Academy of Science. Science. Volume 70. Halaman 1153.
Kinoshita. June. 1995. Government Focusses Funds, and Hopes, on Hlile Teams. Science. Volume 70. Halaman 1137-1139.
Kinoshita. June. 1995. Scientist Hope Competition Will Improve Inicrnet Access. Science. Volume 70. Halaman 1141-1142.
Kinoshita, June. 1995. Incentives Help Researchers Resist Lure of Commerce. Science. Volume 70. Halaman 1142-1143.
Kinoshita, June. 1995. Agriculture Finds A Niche: Drug Researchers Seek Help. Science. Volume 70. Halaman 1147-1149.
Lilan, Zhu. 1995. The Role of Chinese Science and Technology in Economic Development. Science. Volume 70. Halaman 1154.
Mervis. Jeffrey. The Long March to Topnotch Science. Science. Volume 70. Halaman 1134-1137
Mervis, Jeffrey. Reading The Tea Leaves in A List of Major Priorities. Science. Volume 70. Halamanll39-1141.
Mervis, Jeffrey. The Right Ties Can Save Lives and Move Mountains. Science. Volume 70. Halaman 1144-1147.
Mends. Jeffrey. China's Unique Environment Favors Large Intervention Trials. Science. Volume 70. Halaman 1149-1151.
Plafker. Ted. 1995. National Monitoring Network Docs Science and A Lot More. Science. Volume 70. Halaman 1149-1151.
No comments:
Post a Comment